Whitesnake: Live.. in the heart of the city
Menonton Whitesnake 2004 adalah bagaikan mengendarai Porsche 1000 cc. Mewah, legendaris dan eksklusif, tetapi kekuatannya kurang sekali dibandingkan dengan Porsche 911 3000 cc.
Saya beruntung bisa melihat indahnya keparauan suara David Coverdale DC, yg kali ini ditemani oleh Doug Aldrich pada gitar, Reb Beach gitar, Marco Mendoza bass, Tommy Aldridge drums, Timothy Drurry kibor, di Derby, tetangga Nottingham temapt saya tinggal.
Konser diadakan di Derby Assembly Room. Derby ini sekitar 45 menit dari Nottingham dan disinilah terletak Donnington park sirkuit GP dan Castle Donnington yang terkenal itu (ingat iron maiden?). Desentralisasi ekonomi cukup bagus di Inggris, sehingga di kota kecil sebelah Nottingham, ada Derby dengan industri GPnya dan Leicester dengan pabrik mesin pesawat Roll Royce.
Saya berdua dengan mas Charis Rohmadi, alumni ITB yg ngerock dan yang menemani itrinya yg dosen ITB untuk S3 di Nottingam, sampai di Derby jam 7.15 dan langsung jalan kaki menuju Assemby Room yang Cuma 5 menit. Sampai disana sudah banyak orang yang datang, antri ditengah dinginnya malam, mencapai 2 centigrade.
Begini profil orang-orangnya: sebagian besar diantara rentang 30-40, sekitar 1/4 diatas 40 dan bahkan seusia om DC sendiri yang sekitar 53 tahun. Beberapa bahkan datang sekeluarga, bapak ibu memakai jins dan anak-anak remaja memakai baju gombrang khas generasi MTV. Dari pengamatan saya, penonton 30-40 tahun ini setpe dengan penonton sepak bola. Working class (mestinya workers class, tapi memang begini namanya), bekerja non kantoran, dan sebagian sudha berkeluarga. Di Inggris untuk bias membeli rumah dan mobil orang tidak perlu bekerja jadi konsultan perusahaan macam om gatot. Bekerja jadi pelayan toko atau kerja part timer lainya juga cukup makmur. karena itu jangan heran kalau mereka bias menjadi hooligans dan jalan-jalan antar kota antar Negara. Jika sudha dapat duit cukup, mereka tinggalkan pekerjaan dan pergi bikin ribut di kota/Negara lain. Anyway, mereka inilah yang meramaikan pub-pub disini, pertandingan sepak bila dan konser musik.
Kami memasuki ruangan pukul 7.30 dan duduk-duuk di lantai yang masih kosong. Sekitar jam 8.30 penonton sudha mencapai 2000-an. Tempat seperti konser Deep Purple kemarin di stadion tennis senayan. Dihiasai dengan latar belakang si ular putih yang bikin saya dan mas charis senyum2 karena inget siluman ular putih. Pukul band pembuka 07.45 The Quireboys muncul dan menggoyang penonton dengan lagu yang cukup menarik. Rock perpaduan Gnr Bon Jovi tetapi lebih berasa jaman sekarang dan cocok buat goyang.
Saya dan mas charis sempat berdiri satu lagu dan kemudian istirahat lagi. Setelah jeda 30 menitan, Pukul 8.53 lampu dipadamkan dan mucullah yg Porsche 3000 cc yang kami tunggu dengan BURN…. dibawakan cukup bagus dan acungan jempol untuk Tommy Aldridge sang drummer yg juga main di album slip of the tounge. Ketukannya berbeda dengan ian paice dan sangat nikmat didengar.
DC dengan keparauannya meneriakkan BURNNNNN (yang menurut ceritanya dengan gaya humor di whitesnake.com tadinya akan bernama ROADDDDD. Kompas juga menulis minggu kemarin, tapi kering. Coba rekan2 buka wawancaranya, lucu sekali dia bercerita. Ada wawancara cristmas 2003, wawancara selama tur kalli ini, dan cerita dia semasa di deep purple yg sangat lucu). Cukup panjang dibawakan dan bahkan diselipi dengan Strombriger. Dari sini sudah terasa kalau band pengiringnya kalah kelas dengan jaman john sykes dan steve vai, dan tentu blackmore. Tetapi DC, jangan ditanya, meski sudah usia pakde saya, dia masih kayak kakak saya saja.
Lagu kedua, Bad boys? (saya gak tau apa judulnya) dibawakan setelah dialog dengan penonton. Disini terlihat bahwa DC adalah komnikator ulung. Tidak berbasa-basi kayak vokalis lain, tetapi sangat menguasai panggung. Dengan british accentnya, orang Yorkshire (dari segi DNA sama dengan Denmark, maklm jajahan Viking sampai tahun 1050- an) ini berdialog dengan penonton dengan menelipan f**ck berkali-kali. Setiap 3 lagua biasnaya di ngobrol dulu.
Baju putih yg dikancingkan dibagian bawahnya ini mulai basah ketika lagu ketiga, Love aint no stranger dibawakan. Lagu ketiga, Judgement day, era vai kemudian giliran berikutnya. Seterusnya Ready n wiling dan disambung Is this love. Penonton terus-menerus bernyanyi bersama, termasuk beberapa ibu2 dengan rok mini dan stocking yg membungkus perut dan kaki gendutnya. Oalah bu bu. Mbok inget anak dirumah…
Kemudian Gimme all your love tonite, Slow n easy, yg disambung dengan solo gitar doug Aldrich yg cukup lama. Kalau jaman smp saya dengar ini mungkin akan kagum. Tapi sekarang, ditengah vai, satriani, morse, yngwie, solo gitarnya terasa kurang mengigit.
Bukannya jelek, tapi ya kalah kelas saja dengan seniman gitar kayak mereka. Selama konser, reb beach memang mengalah. Dari segi penampilan yg goyang2 kayak Judas Priest atau RHoma Irama “Child in time”, marco Mendoza sering banget jalan2, melet in lidah, goyang, dll.
Diteruskan dengan lagu yg gak tahu judulnya, cryoing in the rain yg dibawakwan dengan biasa2 saja, karena saya biasa mendengar versi livenya yg lebih dahsyat di mp3 dengan vai. Kemudian DC berdialog lagi, macem2, melayani teriakan2 fans, termasuk …I don’t belive you can shagwell… jadi inget austinpowers nih. Dilanjutkan dengan Ain no love in the heart of city,yang jadi tema whitesnake kali ini. Disini penonton diajakn bernyanyi2, kayak power helloween di ancol kemarin. Panjang dan cukup menguras tenggorokan saya. Tapi memang enjoy sekali. Kemudian disambung solo drum dari tommy Aldridge, cukup bagus dan diakhir dengan ngedrum pake tangan. Saya dan mas charis terkekeh2 melihatnya karena menduga habis ini akan minta plester banyak…
Disambung lagu yg gak tau lagi dan fool for loving no more. Oh ya, ini dibawain dengan gaya asli non vai, jaman mel galley kali. Jadi ya cukup datar musiknya, meski kami enjoy juga menyanyikannya.
Selesia lagu, mereka langsung bilang tenkyu2 dan masuk. Lampu sebagian dihidupkan. Wah, biasalah pura2 masuk. Setelah 3 menitan. Mereka masuk lagi dan, ini yg kami tidak sangka, Still of the night. Denga sound gitar yg kurang menggigit, kurang tebal, meski ada dua gitaris, lagu ini dibawakan dengan meriah oleh penonton bersama2 DC yg masih segar bugar. Salah satu yg terasa garing ya ketika solo gitar yg harusnya megah, tapi terasa biasa saja. Disambung dengan Here I go again…. setelah itu mereka turun, rangkul2an, dan setelah masuk, tiba2 DC keluar lagi dan membawakan soldier of fortune sendirian. syahdu sekali, semua orang bersenandung, tap tidka berteriak, karena ingin mendengar indahnya keparauan DC ini.
Secara umum, konser sukses sekali. Penonton sekitar 2000 cukup memenuhi gedung. Di inggris memang konser diadakan ditempat2 eperti ini. Hanya band2 besar (pada masanya) atau festifal besar yg biasa ain di lapangan terbuka, Wembley arena, castle donnington, dll. Juli 2004 ini ada monster of rock di castle donnignton (saya tahunya dari kaos orang yg pake), dengna band2 top (top tahun 80-an mksudnya…., iron maiden, judas priest, dkk). Yang sekarang bias pake stadion besar paling ya kyle minogue atau Robbie wiliams, oasis.
Kesimpulan: Porsche 1000 cc, mewah tetapi kurang bertenaga. DC sangat menawan, tetapi bandnya lebih cocok mengiringi hair metal bands.