Serba kebetulan?

Serba kebetulan?

Tidak terasa, masa perkuliahan di Universitas Trisakti ini sudah berakhir.Tinggal perjuangan menyelesaikan thesis dimulai.

Mengulas waktu. Menjadi pelajar seperti membayar mimpi. Waktu dulu, ditahun 2001, sempat mencoba melanjutkan S2 di NZ tetapi ada satu kendala, terpaksa tidak diteruskan. Beruntung memiliki suami yang sangat egaliter, dimana mendukung sekali kemajuan kaum wanita xixixi. Tidak disangka, di tahun 2008. Suami saya menyemangati untuk sekolah lagi. Dia pun menemani saya melegalisir ijasah S1. Kebetulan pertama, tidak diduga, ternyata dosen manajemen saya adalah senior nya di UGM dulu. Benar-benar suatu kebetulan! Saya memanggil ibu, dia memanggil mbak hehehe.

Suami juga menemani saya melakukan pendaftaran di kampus trisakti dan lainnya hingga sampai tahap wawancara. Karena dia tahu, jika tidak begitu, saya tidak akan jalan. Alias malas karena saya sudah terlena menjadi ibu rumah tangga sejati dengan anak satu.

Kebetulan kedua, ada program baru di Trisakti khusus CSR. Saya pun merasa klop dengan bidang ini. Karena saya pikir ini lebih konsentrasi dibanding MM pada umumnya. Alhamdulillah, saya keterima masuk di MM CSR Trisakti untuk angkatan tiga. Suatu kebetulan tiga, karena MM CSR baru tiga angkatan. Maka biaya nya masih cukup murah yaitu 6 juta persemester. Jika bisa lulus cepat dalam waktu satu setengah tahun. Hanya menghabiskan kurang lebih 18 juta rupiah. Bandingkan dengan kampus lain. Atau bandingkan juga dengan angkatan enam sekarang, yang persemester sudah merogoh kocek kantong sebesar 9 juta rupiah. Walaupun tergolong murah, kualitas diatas harganya. Karena trisakti pioneer dimana hanya Trisakti yang memiliki konsentrasi CSR sebenarnya. Maka dosen dosen tamu yang hadir banyak datang dari LN, dan mereka sangat ahli dibidang itu.

Memulai perkuliahan pada awalnya berat sekali. Tipikal ibu rumah tangga, hanya mengurus tetek bengek rumah tangga dan anak tiba tiba harus berani berdiskusi, mengemukakan pendapat dan presentasi. Alhamdulillah, bisa terlewati bahkan menjadikan kepercayaan diri saya tumbuh. Mungkin sepele bagi orang lain, tapi bagi saya ini sangat berarti.

Beberapa bulan perkuliahan, sudah mulai akrab dengan teman satu angkatan. Kebetulan keempat, ada teman yang sepertinya saya pernah kenal dengannya. Ternyata benar! Dia adalah agen yang membantu saya untuk seluruh urusan adminitrasi sewaktu akan ke NZ. What a small world! Dulu dia agen saya, sekarang kita teman kampus hehehe…

Menjalani perkuliahan hampir dua semester, kebetulan kelima tetapi sesuai rencana. Saya hamil anak kedua. Apakah berat kuliah sambil hamil??Ternyata saya menikmatinya. Bahkan hingga menuntaskan satu semester pas saya hamil sembilan bulan. Mendekati due date, baru saya ambil cuti. Alhamdulillah, kelahiran anak kedua lancar sekali. Kebetulan ke enam saya melahirkan normal, cuti pun hanya saya putuskan dua bulan saja.

Adaptasi dari cuti kembali ke kampus dengan tugas makalah serta mengurus bayi, awalnya berat sekali. Tetapi sekali lagi, suami saya mencarikan solusi dengan memasukkan semua mata kuliah ke handphone. Jadi sewaktu memberi ASI, saya bisa sambil membaca. -Kebetulan tujuh, teknologi telah memberikan kemudahan.

Kebetulan kedelapan yang saya temui adalah, suatu ketika suami saya menjemput ke kampus. Didepan loby, tidak sengaja dosen saya waktu itu sedang menunggu jemputan. ” lho? Gam? piye ngapain disini? Kata dosen tersebut. ” iya jemput istri mba” jawab suami kebetulan saya disebelahnya dan tersenyum. ” lho, ngapain malam malam begini sama bojo?” kata dosen itu lagi.
“lhooo.. Ini istri saya kan murid mba..”. Jawab suami saya Hehehehe…

Kebetulan kesembilan yang ditemui adalah teman kampus yang ternyata istri dari satu teman SMA. Teman kampus yang ternyata adik kelas di SMA. Dan juga teman kampus yang ternyata temannya teman suami yang berarti teman saya juga hehehe..

Kebetulan kesepuluh adalah saya bertemu dengan anak Soroako dan luwu timur dikelas perkuliahan. Kebetulan waktu itu saya mengikuti dua mata kuliah pengganti cuti melahirkan dengan angkatan lima. What a surprise!!…kenangan tinggal disoroako memang tidak bisa dilupakan hehe.

Kebetulan kesebelas dan kebetulan yang terakhir yang saya dapati adalah lancarnya proses penerimaan untuk melakukan riset thesis disalah satu ritel besar di Indonesia. Tentu itu tak lepas dari bantuan teman suami yang memiliki chanel kesana. Alhamdulillah…

Dan semoga kebetulan-kebetulan itu terus menghampiri saya. Dan jika saya bisa lulus thesis dengan IPK memuaskan, apakah juga suatu kebetulan??? Amin ya rabbal alamin.

21 November 2010

Kebetulan

Kebetulan

Kebetulan

Kebetulan