Ngobrol apa yaa???


“Tia, mau ada halal bihalal minggu besok pembicaranya DR. Syafi’i Maarif. “ kata mas Agam kepada saya. Wah mentang-mentang dari keluarga M****h, yang diundang juga dari situ jugaJ.DR. Syafi’i Maarif adalah salah satu tokoh besar islam di Indonesia setelah Nurcholis Majid.Beliau diundang untuk memberikan ceramah acara malam halal bi halal karyawan I***O.

Awal November kemarin adalah minggu tersibuk mas Agam sejak balik dari Jakarta untuk menjemput saya. Kedatangan Menakertrans dan dilanjuti dengan kedatangan pak Syafi’I membuat mas Agam dan departemen eksternal kocar kacir. Akhirnya jadilah saya ditinggal terus menerus, dirumah berdua saja (dengan Nawal) karena para asisten belum datang. Benar-benar membosankan dan merepotkan…

Sabtu pagi, pak Syafi’i sudah datang, dan acaranya jam 11 pagi adalah rafting di danau Matano. Mas Agam mengajak kami untuk ikut serta. Saya agak –agak cemas,…wah siapa saja yang ikut? Berapa orang? Mengganggu gak kalo ada bayi? Ada wanitanya? Semua saya tanyakan kepada mas Agam.

“Tenang saja…ayooo ikut…ada ibu Syafi’i ko” kata mas Agam kemudian. Wah….saya ngobrol apa ya sama ibu Syafi’i????….itu yang ada dalam benak saya. Takut-takut gak nyambung gitu loooo

Ternyata………..ibu Syafi’i itu ramah sekali dan ngobrolnya pun sama aja dari cerita tentang anak, kegiatan, rumah, sumur sampai pembantu hehehehe….ibu-ibu ketemu ibu-ibu emang cocok deh….Pak Syafi’I sendiri juga sangat ramah.

Walau mereka sudah tua, tetapi tetap mesra. Terbukti ketika tangan ibu syafi’I terjepit pintu mobil kami yang ditutup oleh Buya (pak Syafi’i), dengan lucunya si ibu bilang “nakal..nakal..nakal…” sambil mencubit pundak Buya. Kami yang melihat tidak bisa menahan geli….

Menurut ibu Syafi’i mereka belum punya cucu, makanya beliau senang sekali dengan Nawal. Sampai-sampai mau menggendong Nawal beberapa kali. “ayooo sama nenek” kata beliau. Sayang, mereka hanya 2 hari di sini. Senin pagi, Kami pun mengantarkan nenek ke bandara “ jangan lupa mampir ke yogya yah…(rumah mereka)” kata ibu Syafi’i…“iya nek…”jawab saya. Mereka pun menaiki pesawat menuju Makasar.

Sampai jumpa lagi nenek….semoga bisa ketemu dilain waktu”.

Jenuh (kaya judul lagu rio febrian:) )

Pernah tidak sih kalian merasa jenuh? Jenuh melakukan rutinitas, jenuh dengan keadaan, jenuh dengan semuanya….

Itu yang terjadi sama saya.

Jenuh dengan rutinitas. Tiap hari melakukan hal yang sama, pagi bangun, Membuat kan makanan untuk nawal. Memandikan nawal. Menidurkan nawal. Terus bermain dengan nawal. Untuk pekerjaan rumah, sudah ada 2 asisten. Mau nulis kok males…mau masak lah ko sudah ada yang masakin. Mau beres2 juga sudah ada yang membereskan, mau berkebun sudah ada tukang kebun…semuanya terima beres. Jadi saya ngapain ya???? saya sendiri bingung, jadi pusing tujuh keliling…….

Jenuh dengan keadaan. Mungkin karena keadaan status saya yang hanya dirumah tidak berkarir membuat saya semakin jenuh. Sebelum menikah saya bekerja. saya senang bila sibuk juga berinteraksi dengan orang.tapi sekarang kebanyakan waktu saya hanya dirumah, mau beraktifitas belum berani karena nawal masih belum bisa ditinggal-tinggal. Ditambah pula belum ada kendaraan sendiri untuk menemani saya beraktifitas diluar, selama ini mas agam menyempatkan diri dikesibukannya hanya untuk mengantarkan belanja ke pasar dan lainnya. Terkadang jika tidak sempat, baru kepasar jam 8 malam.please de….sudah tidak ada apa-apa J.

Terkadang saya iri dengan para wanita karir yang punya kesibukan dan punya tambahan uang sendiri tidak hanya mengandalkan gaji suami juga sukses mengurus anak.

Huhuhu…kalau sudah begini saya hanya bisa mensyukuri apa yang sudah tuhan beri ke saya, punya suami yang baik, anak yang sehat dan lucu….that’s all!!!

Semoga hari esok saya tidak jenuh lagi….